Metode ini merupakan pengembangan dari metode Grammar-Translation, dimana ada ketidakpuasan dari penerapan metode Grammar-Translation. Dalam metode ini siswa dituntut untuk langsung menggunakan kata-kata atau kalimat tanpa harus menghafalnya. Metode ini dikembangkan dengan suatu fakta bahwa setiap orang dapat berbicara dengan menggunakan suatu bahasa tanpa harus menghafalnya. Sama halnya dengan seorang anak yang mengembangkan kemampuan berbahasanya dengan hanya terus-menerus meniru kata demi kata ucapan-ucapan ibunya sewaktu ia masih kecil, kemudian ia menambah kosa katanya dengan mendengarkan ucapan-ucapan dari anggota keluarga dan orang lain di lingkungan sekitarnya..
Dalam dunia pendidikan metode ini langsung diterapkan guru dengan cara langsung menggunakan bahasa asing yang dipelajari dalam berkomunikasi dalam kelas, semua hal yang ingin disampaikan oleh guru haruslah dalam bahasa asing yang sedang dipelajari. Guru tidak menggunakan bahasa ibu yang digunakan oleh guru dan anak didik. Guru akan memperagakan atau mendemonstrasikan (menggunakan alat atau media lainnya) dalam menjelaskan suatu kata yang tidak dimengerti siswa, dengan harapan bahwa siswa sendiri yang harus secara langsung menemukan makna dari kata yang tidak dimengertinya. Pada prinsipnya metode langsung (direct method) ini dianggap penting dalam mengajar bahasa asing, karena melalui metode ini siswa dapat langsung melatih kemahiran berbahasa nya, meskipun pada mulanya terlihat sulit bagi anak didik untuk menuirukannya..
Karakteristik
- Materi pelajaran pertama-tama diberikan kata demi kata, kemudian struktur kalimat
- Gramatika diajarkan hanya bersifat sambil lalu, dan siswa tidak dituntut menghafal rumus-rumus gramatika, tapi yang utam adalah siswa mampu mengucapkan bahasa secara baik
- Dalam proses pengajaran senantiasa menggunakan alat bantu (alat peraga) baik berupa alat peraga langsung, tidak langsung (benda tiruan) maupun peragaan melalui simbol-simbol atau gerakan-gerakan tertentu
- Setelah masuk kelas, siswa atau anak didik benar-benar dikondisikan untuk menerima dan bercakap-cakap dalam bahasa asing, dan dilarang menggunakan bahasa lain.
Kelebihan
- Siswa termotivasi untuk dapat menyebutkan dan mengerti kata-kata kalimat dalam bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya, apalagi guru menggunakan alat peraga dan macam-macam media yang menyenangkan
- Karena metode ini biasanya guru mula-mula mengajarkan kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana yang dapat dimengerti dan diketahui oleh siswa dalam bahasa sehari-hari misalnya (pena, pensil, bangku, meja, dan lain-lain), maka siswa dapat dengan mudah menangkap simbol-simbol bahasa asing yang diajarkan oleh gurunya.
- Metode ini relatif banyak menggunakan berbagai macam alat peraga : apakah video, film, radio kaset, tape recorder, dan berbagaimedia/alat peraga yang dibuat sendiri, maka metode ini menarik minat siswa, karena sudah merasa senang/tertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit
- Siswa memperoleh pengalaman langsung danpraktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya
- Alat ucap / lidah siswa/anak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan
Kekurangan
- Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidakdapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dfongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan ke dalam bahasa anak.
- Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan (perbendaharaan kata) yang sudah dimengerti
- Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataannya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menterjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.
0 comments:
Post a Comment